Setiap orang pasti punya pengalanan unik. Berbicara tentang pengalaman unik, saya teringat dengan kejadian beberapa hari lalu. Ketika itu ...
Setiap orang pasti punya pengalanan unik. Berbicara tentang pengalaman unik, saya teringat dengan kejadian beberapa hari lalu. Ketika itu saya sedang mengikuti Field Trip bersama teman-teman dari kampus dan singgah di hotel Burza, Yogyakarta.
Sebenarnya bukan hal luar biasa yang terjadi saat itu. Justru malah kekonyolan yang terkesan dungu karena ketidaktahuan saya saat menaiki lift. Yah, biasalah bagi saya yang notabene berasal dari desa, naik lift merupakan hal yang jarang saya lakukan. Bahkan belum tentu satu bulan sekali saya merasakan yang namanya naik lift.
Jadi ketika rombongan kami tiba di Yogyakarta, kami memilih singgah di Burza hotel. Disana kami mendapatkan 1 kamar untuk tiap 4 orang. Kebetulan saya sekamar dengan Refi, Zulham dan Yusuf. Setelah check-in dan mendapatkan kunci masing-masing mulailah kami berebut menaiki lift agar segera bisa beristirahat di kamar.
Nah disinilah semuanya bermula. Dari dulu saya adalah orang yang sangat malas jika harus berdesak-desakan, apalagi harus berebut dalam hal apapun. Biasalah mungkin bawaan jaim (jaga image), biar gak keliatan ndeso. Jadi kesannya biar keliatan keren gitu sih maunya.
Saat teman-teman saya mulai berebut dan sibuk buat naik lift, saya memilih bersantai dan menikmati suasana lobi hotel dengan beberapa teman yang lain. Saat itu Refi memanggil saya, ia nampak ikut berdesakan di depan pintu lift.
"Kamu sekamar sama aku di kamar 513, ayo masuk masuk!",ucapnya.
"Kamu duluan aja. Aku masih nunggu Yusuf, jawabku.
Setelah itu iapun hilang bersama kerumunan orang yang memasuki lift. Saat menunggu di lobi saya melihat salah seorang teman yang biasa di panggil Uda. Saat kami ngobrol ternyata ia belum tahu kebagian kamar ke berapa, akhirnya saya menanyakanya ke receptionis. Disana saya diberi tahu bahwa ternyata Uda mendapatkan kamar 315. Akhirnya kami sepakat untuk naik lift bersama jika nanti sudah agak sepi.
Tibalah saat yang ditunggu, kamipun bergegas menuju lift. Berharap dapat segera beristirahat di kamar. Di depan lift tinggal ada beberapa orang yang terdiri dari 3 kelompok kecil yang akan naik lift. Saya, Uda dan Yusuf naik dengan membawa barang bawaan yang menggunung, saat itu rona ceria terpancar dari wajah kami.
Langsung kami masuk lift dan menekan angka 3, maksudnya lantai dimana Uda akan turun. Namun lampu pada angka lift tak menyala dan liftpun tak berjalan. Kami segera menekan angka 5, itu adalah lantai dimana saya dan Yusuf akan turun. Namun lagi-lagi lift tak berjalan. Di dalam lift kami memutar otak kenapa begini, apa yang salah? Akhirnya kami memutuskan keluar dan masuk lagi berharap kami akan bisa naik.
Pintu liftpun terbuka dan kami disambut dengan wajah bengong oleh beberapa teman yang belum naik. Tanpa jeda mereka segera bertanya kenapa kami masih di lantai dasar. Saat itu kami menjelaskan bahwa kami tidak bisa naik. Dengan perasaan percaya diri dan penuh semangat kami kembali mencoba naik lift dan setelah beberapa lama di dalam lift yang berhenti, pintu lift kembali terbuka.
Saat pintu lift terbuka kami disambut gelak tawa, oleh mereka yang belum naik karena kami belum juga naik. Kami beranggapan karena mereka menekan tombol buka. Sebenarnya saat itu kami bertiga berfikit mungkinkah liftnya kelebihan beban, sehingga tidak mau naik. Namun setelah beberapa kali masih juga belum berhasil, kami memutuskan agar mereka naik lebih dulu.
Dan apa yang terjadi? Mereka langsung berhasil naik. Kamipun hanya melongo melihat mereka dengan mudahnya berhasil naik. Namun dari situ kami tahu bahwa ternyata untuk bisa naik ke lantai tujuan harus menggunakan kartu (kunci kamar). Dan apa daya karena kami bertiga tak ada yang memegang kunci. Huuuuuhhhhh, itulah yang membuat kami tertunduk lesu tak bersemangat karena dengan terpaksa kami harus naik melalui tangga darurat.
Ibarat pengembara yang tengah kehausan di tengah padang pasir akhirnya kami menemukan sebuah telaga. Saat kami mulai melangkah menjauhi lift menuju tangga darurat tiba-tiba pintu lift terbuka. Tahukah anda siapa yang datang? Ternyata mereka adalah teman sekamar Uda. Tak perlu nogosiasi lama akhirnya kami mendapatkan kunci untuk naik ke atas. Semangat kami kembali menggelora, segera kami menaiki lift.
Setelah berada di dalam lift kami segera memencet lantai dimana kami akan turun. Uda di lantai 3, sementara saya dan Yusuf lantai 5. Namun ternyata dan ternyata kunci kamar hanya bisa digunakan sampai lantai 3 seauai nomor kamar. Disitulah kami merasa bodoh karena di-PHP sama lift. Singkat cerita saya dan Yusuf harus naik lewat tangga darurat menuju kamar kami. Akhirnya kami sampai di kamar dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Pesan dari cerita ini ialah jangan sok tau jika memang belum tahu. Kadang lebih baik menurunkan sedikit gengsi dan bertanya kepada yang lebih tahu. Seperti kata pepatah "malu bertanya sesat dijalan", itulah mungkin kalimat yang tepat untuk menggambarkan kejadian dalam cerita diatas.
Yang ingin saya tekankan disini adalah tak selamanya kita harus belajar dari pengalaman sendiri. Karena dengan berkonsultasi dengan mereka yang lebih berpengalaman, kita akan sedikit menghemat waktu, tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Sesuai dengan ungkapan bahwa manusia adalah makhluk sosial, mungkin ada baiknya kita lebih bersosialisasi dengan orang lain. Semakin banyak kita bersosialisasi maka akan lebih banyak hal yang kita dapatkan. Mari bersosialisasi untuk saling berbagi.
Pesan dari cerita ini ialah jangan sok tau jika memang belum tahu. Kadang lebih baik menurunkan sedikit gengsi dan bertanya kepada yang lebih tahu. Seperti kata pepatah "malu bertanya sesat dijalan", itulah mungkin kalimat yang tepat untuk menggambarkan kejadian dalam cerita diatas.
Yang ingin saya tekankan disini adalah tak selamanya kita harus belajar dari pengalaman sendiri. Karena dengan berkonsultasi dengan mereka yang lebih berpengalaman, kita akan sedikit menghemat waktu, tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Sesuai dengan ungkapan bahwa manusia adalah makhluk sosial, mungkin ada baiknya kita lebih bersosialisasi dengan orang lain. Semakin banyak kita bersosialisasi maka akan lebih banyak hal yang kita dapatkan. Mari bersosialisasi untuk saling berbagi.
hahaha..... yups.. Tulisannya mantap.. kalo inget kejadian itu bikin hati meleleh.. cuma bisa bilang sama temen2 yg lain "Abang lelah Dek" wkwkwk...
ReplyDeleteCieee, yang jadi korban. Mungkin harus lebih baik sama lift biar gak di-PHP in. Hahaha
DeleteThis comment has been removed by the author.
Delete