Bondan Prakoso & Fade 2 Black lewat salah satu lagunya bilang hidup berawal dari mimpi . Hal ini karena dalam hidup seseorang selalu...
Bondan Prakoso & Fade 2 Black lewat salah satu lagunya bilang hidup berawal dari mimpi. Hal ini karena dalam hidup seseorang selalu berusaha untuk mewujudkan berbagai mimpi (impian) yang dimiliki. Begitupun saya yang memiliki segudang mimpi yang sedang menanti untuk diwujudkan.
Salah satu mimpi yang saya miliki ialah mengunjungi 1000 masjid yang akan diakhiri dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Mimpi ini saya dapat ketika awal-awal saya tinggal di kota pempek, Palembang. Mungkin ada yang beranggapan mimpi saya ini sebagai mimpi yang aneh, kurang kerjaan, buang-buang waktu, atau bahkan sia-sia. Tapi terserah apapun pendapat orang, yang jelas bagi saya mengunjungi 1000 masjid merupakan hal yang sangat berarti. Karena ini bukan sekedar ajang pamer, atau iseng belaka namun mengunjungi 1000 masjid adalah perjalanan hati.
Tujuan saya ingin mengunjungi 1000 masjid diantaranya adalah untuk mengetahui lebih banyak tentang berbagai masjid di dunia ini, karena tentu setiap masjid punya keunikan, suasana dan keadaan tersendiri. Bahkan antara satu masjid dengan masjid yang lain selalu punya perbedaan, meskipun pada dasarnya semua sama. Yaitu sebagai rumah ibadah bagi umat islam atau juga sering disebut sebagai rumah Allah.
Selain itu saya juga ingin belajar berkomunikasi dengan berbagai orang yang saya temui di setiap masjid yang saya kunjungi. Mungkin karena saya ingin tahu lebih banyak tentang karakter, kultur, budaya dan tradisi yang ada di suatu tempat. Jujur saja, saya sangat tertarik untuk berinterasksi dengan orang-orang baru. Yahhhh, klo ini sih anggap saja sebagai bonus.
Hari ini, tepatnya 16 juni 2016 atau 12 Ramadhan 1437 dalam perjalan menuju ke masjid untuk tarawih usai buka bersama. Saya bercerita tentang mimpi saya mengunjungi 1000 masjid dan masjid mana saja yang sudah saya kunjungi kepada seorang teman, namanya Angga. Dia bertanya apakah saya sudah menghitungnya. Tentu saja saya belum pernah menghitung berapa jumlah masjid yang pernah saya kunjungi.
Akhirnya Angga menyarankan saya untuk mulai menghitung masjid yang saya kunjungi juga mencatatnya. Bahkan kalau perlu difoto, agar ada bukti autentik jika saya pernah kesana. Saya pikir itu adalah ide brilliant, sekigus saya bisa mengisi blog butut saya ini. Jadi mulai sekarang saya akan berusaha menuliskan masjid mana saja yang saya singgahi. Entah hanya sekedar mampir atau lainya.
Kebetulan hari ini adalah pertama kalinya saya sholat tarawih di Masjid Besar Nurhidayah. Sebenarnya ini bukan kali pertama saya menginjakan kaki di masjid ini. Masjid Nurhidayah terletak di jalan Demang Lebar Daun, komplek Pakjo, Palembang. Tepatnya di depan taman PKK, samping Rumah Sakit Siti Khodijah.
Kebetulan sekali saat kami datang imamnya sedang mengisi kultum sholat isya', tentu saja kami sangat gembira karena belum tertinggal untuk tarawih. Karena sebelumnya kami telah sholat isya' di tempat lain, kami langsung saja duduk diantara para jamaah yang sedang mendengarkan kultum. Saat itu kultumnya adalah tentang taubat yang disampaikan oleh H. M. Taufik Rachman SH. Kamipun turut mendengarkan kultum dengan wajah serius.
"Bertaubat tidak usah menunggu, karena kita tidak pernah tau kita akan mati," jelas ustadz Taufik.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa Rasulullah saja yang dimaksumkan dan diampuni dosanya oleh Allah, bahkan telah mendapat jaminan surga masih beristigfar sekurang-kurangnya 70 kali dalam sehari. Lalu bagaimana dengan kita yang memiliki banyak sekali dosa? Maka dari itu sudah sepantasnya kita juga selalu bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Usai shalat tarawih saya sedikit meluangkan waktu membaca jadwal imam tarawih di masjid Nurhidayah. Ketika saya sedang bingung membaca jadwal tarawih, karena tidak tahu malam keberapa. Ada seorang bapak yang berdiri di samping saya dan bertanya "siapa besok imamnya?". Dengan sok tau saya menyebutkan salah satu nama yang ada di jadwal. Namun setelah bapak itu pergi sebenarnya saya tidak yakin jawaban yang tadi saya berikan.
Beberapa saat kemudian datang lagi seorang bapak yang juga ingin mengetahui imam esok malam. Akhirnya kami bersama mencari siapa sebenarnya imam besok malam. Saat itulah saya baru tahu bahwa imam hari ini adalah ustadz H. M. Taufik Rachman SH. Dan jawaban saya kepada bapak yang sebelumnya salah besar. Lagi dan lagi ini terjadi karena sok tau.
COMMENTS