Cerita ini berawal ketika saya mendapatkan sebuah job yang mengharuskan saya untuk mengunjungi sebuah desa di kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan. Nama desa tersebut ialah desa Sipin.
Hai Sob! Wah, rasanya sudah lama banget saya tidak menyentuh tombol-tombol keyboard untuk membuat tulisan di blog ini. Yah, maklum beberapa bulan terakhir saya cukup disibukan oleh berbagai kegiatan ini dan itu. Nah pada postingan kali ini saya tidak akan membagikan tips atau artikel, namun saya akan menceritakan pertemuan saya dengan sahabat saya yang telah lama tak bertemu.
Jadi cerita ini berawal ketika saya mendapatkan sebuah job yang mengharuskan saya untuk mengunjungi sebuah desa di kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan. Nama desa tersebut ialah desa Sipin. Saat pertama kali mendengar nama desa tersebut jujur saja membuat saya bingung. Bagaimana tidak, saya ini tak pernah barang sekalipun menginjakan kaki di OKU Selatan, kok bisa-bisanya disuruh kesana. Alhasil saya langsung membuka si robot hijau dan bertanya kepada kang Google dimana letak desa tersebut.
Tak butuh waktu lama saya menemukan apa yang saya cari. Berkat kang Google saya jadi tahu bahwa ternyata ibu kota kabupaten OKU Selatan adalah Muaradua. Cukup lama saya berfikir apakah harus maju atau mundur, mengingat saya tak punya pengetahuan yang cukup tentang daerah tersebut. Satu-satunya sumber referensi saya hanyalah kang Google. Namun tiba-tiba saya teringat dengan salah seorang sahabat yang jika saya tidak salah mengingat pernah bilang kalau tinggal tak jauh dari Muaradua. Sayapun langsung menghubunginya.
Setelah saya menghubungi teman saya tersebut, ia mengatakan bahwa letak desa tersebut tak jauh dari tempat ia tinggal. Teman saya juga mengatakan tak perlu khawatir dan datang saja kesana. Nanti ia akan membantu saya ketika saya disana
Saya senang bukan kepalang. Bukan karena ada teman yang akan membantu saya selama saya disana, namun karena tuntutan untuk ke daerah tersebut bisa mempertemukan saya dengan sahabat lama saya.
Teman saya ini bernama Turyadi dan Edi. Mereka berdua ini adalah kakak beradik, dulu ketika masih masa-masa SMA kami sering bermain, makan bahkan tidur bersama dan melakukan berbagai kegilaan bersama. Sebenarnya kami bukanlah berasal dari daerah yang sama, namun kami bertemu saat mereka berdua merantau untuk melanjutkan SMA di Kotagajah, Lampung Tengah. Disitulah awal pertemuan sekaligus awal persahabatan kami.
Namun setelah mereka lulus, mereka kembali ke kampung halamanya dan sejak saat itulah kami tak pernah berkomunikasi maupun bertemu. Sebenarnya saya belum lam mendapatkan Kontak tur setelah kami bertemu di jejaring sosial facebook. Sejak kami memiliki kontak masing-masing kami sering berkomunikasi dan tak jarang ia mengajak saya untuk datang ke rumahnya, namun apa mau dikata mungkin saatnya belum tepat. Namun tak diduga akhirnya kesempatan itu datang. Jujur saja saya cukup terkejut ketika bertemu mereka berdua, meski tak banyak yang berubah dari mereka. Ternyata mereka berdua telah berkeluarga dan masing-masing telah memiliki satu orang anak.
Oh, ya saya sempat diajak berkeliling di daerah tersebut bersama sahabat saya tersebut . salah stunya saya pergi ke surga yang tersembunyi, yaitu sebuah air terjun. Wah saya senang sekali sampai saya merasa ingin sekali berlama-lama di air terjun tersebut. Saat itu saya pergi ke air terjun bersama Edi. Dia bilang sebenarnya ada banyak air terjun disana namun yang kami kunjungi adalah yang terdekat, namun bagi saya iitu sudah sangat menyenangkan.
Foto saat di air terjun bersama Edi |
Saat bersama tur juga tak kalah seru, ia mengajak saya ke tebing cendol. saya juga tak tau mengapa tempat tersebut disebut tebing cendol. Namun yang jelas jalanya cukup curam bagi saya. Saya juga diajak ke rumah temanya. Disana kami disuguhi Durian. HHHMMM, mantap. Pokoknya pengalaman ke OKU selatan kali ini benar-benar luar biasa bagi saya.
Foto bersama Turyadi di Tebing Cendol |
Saya sangat senang bertemu lagi dengan kalian berdua , juga bertemu keluarga kalian. Semoga kita bertemu lagi shabat.
COMMENTS