Hallo sobat! Apa kabar nih? Semoga selalu dalam keadaan baik ya! Di minggu pertama bulan februari ini pastinya udah banyak ngelakuin keg...
Hallo sobat! Apa kabar nih? Semoga selalu dalam keadaan baik ya! Di minggu pertama bulan februari ini pastinya udah banyak ngelakuin kegiatan yang cukup melelahkan. Nah kali ini gue bakal bagiin cerita pendek di blog butut. Gue Dunia Mimpi ini. Seperti apa ceritanya? Langsung dibaca dibawah daripada penasaran.
Di sebuah desa yang asri hiduplah seorang kakek dan istrinya, mereka adalah keluarga sederhana. Mereka hidup sebagai petani untuk menyambung kehidupan. Mereka tinggal di sebuah rumah yang sederhana. Meskipun begitu mereka tetap bahagia dan bersyukur terhadap apa yang mereka miliki.
Sang kakek adalah orang yang rajin dan ulet dalam bekerja. Meski ia telah mencapai usia yang sepuh semangatnya untuk terus bekerja tak pernah surut. Terik matahari sudah jadi hal yang biasa baginya yang setiap hari bertani. Ia juga orang yang rajin beribadah, setiap hari kakek ini tak pernah luput untuk pergi ke surau yang letaknya tak jauh dari rumahnya.
Pada suatu ketika sang kakek menanam sebuah pohon pepaya di halaman rumahnya. Ia merawat pohon pepaya yang ia tanam itu dengan baik. Hari demi hari berlalu dan akhirnya tibalah saat pohon pepaya yang ditanamnya berbuah. Pepaya itu memiliki dua buah yang sudah menguning sebagai tanda hampir masak. Setiap hari sang kakek melihat dan menunggu waktu buah pepaya itu bisa dipetik.
Pada suatu pagi sang kakek mendapati buah pepaya miliknya hanya tinggal satu, ternyata pepaya yang ia tunggu untuk dipetik itu telah dicuri orang. Sang kakek terlihat muram dan amat sedih mendapati kenyataan bahwa pepayanya telah hilang dicuri. Istrinya yang heran karena sang kakek terlihat sangat sedih pun bertanya pada sang kakek.
Nenek:
"Suamiku mengapa engkau begitu bersedih hanya karena kehilangan pepaya?"
Kakek:
(Diam sejenak kemudian mulai berkata perlahan)
"Duhai istriku, taukah engkau betapa sulitnya pencuri itu mengambil buah pepaya kita?
Nenek:
(Bingung mendengar jawaban yang diberikan suaminya)
Mengapa seperti itu?
Kakek:
Coba engkau bayangkan pencuri itu harus mengendap-endap di gelapnya malam, agar tidak ada orang yang tau saat mengambil buah pepaya kita. Belum lagi ia harus memanjat pohon pepaya itu dalam kegelapan.
Nenek:
(Semakin bingung dengan jawaban suaminya, ia menghela nafas)
Lalu bagaimana?
Kakek:
Aku akan memberi tangga di puhon pepaya itu, agar jika nanti malam pencuri itu tidak kesulitan memetik pepaya itu.
Sang kakek segera mengambil tangga dan meletakkannya di pohon pepayanya. Ia berharap sang pencuri akan datang kembali dan tidak akan kesulitan untuk memetik pepayanya.
Malam berlalu dan matahari pagi yang cerah telah bersinar, tapi sang kakek kecewa dan sedih karena buah pepayanya masih utuh. Ternyata pencuri itu tak datang. Sang kakek berfikir mungkin saja nanti malam pencuri itu akan datang. Namun keesokan harinya sang kakek mendapati pepayanya masih ada, itu artinya sang pencuri tak datang. Sang kakek masih berharap pencuri itu datang di malam berikutnya. Pagi kembali menyapa tapi lagi-lagi pencuri itu tak datang.
Saat sang kakek masih duduk bersantai di teras rumahnya, tiba-tiba ada seorang pria datang bertamu ke rumahnya. Pria yang asing bagi sang kakek karena ia baru pertama kali melihat pria itu. Sang kakek menyambut pria itu dengan hangat dan mengajaknya duduk. Pria itu membawa sebuah pepaya besar untuk sang kakek. Mereka pun mengobrol cukup lama.
Setelah mengobrol cukup lama akhirnya tamu tersebut berpamitan pulang ke kakek.
Tamu:
Saya pulang dulu pak!
Kakek:
Oh ya nak! Hati-hati di jalan, kapan-kapan mampir lagi kesini!
Tamu:
Sebelum saya pulang saya ingin mengatakan sesuatu kepada bapak.
Kakek:
Ya, silahkan!
Tamu:
(Wajahnya pucat dan sambil bergetar ia mulai berkata)
Maafkan saya pak! Sebenarnya sayalah yang mencuri buah pepaya bapak.
Kakek:
(Kaget mendengar yang dikatakan pria itu)
Apa itu benar?
Tamu:
Sebenarnya pada malam berikutnya saya kembali kesini untuk mencuri lagi, tapi saya melihat ada tangga di bawah pohon pepaya itu.
(Ia diam sejenak)
Saat itu saya langsung sadar dengan kesalahan saya dan saat itu juga saya bertaubat. Saya telah berjanji pada diri saya untuk tidak lagi mencuri.
Kakek:
(Tersenyum kemudian mendekati pria itu dan menepuk pundaknya pelan)
Alhamdulillah, Allah telah memberi hidayah kepadamu.
Tamu:
Maafkan saya pak!
Kakek:
Saya sudah memaafkanmu, semoga kamu diberikan ampunan dan limpahan kasih sayang dari Allah.
(Keduanya berpelukan dan tersenyum bahagia) .
Semoga bermanfaat dan ada hikmah yang bisa dipetik dari cerita ini. Baca juga Tips Memilih Perguruan Tinggi dan Tips Memilih Jurusan Kuliah yang Tepat.
Jual Obat Telat Bulan
Reply DeleteObat Aborsi Cytotec Asli
Jual Obat Aborsi Tuntas
http://lapakobataborsi.com/
Jual Obat Aborsi Ampuh Cytotec Obat Penggugur Kandungan Janin
Obat Penggugur Kandungan
Obat Aborsi
Cara Aborsi Ampuh
http://lapakobataborsi.net/
Obat Aborsi Ampuh
Jual Cytotec Asli
Obat Penggugur Kandungan Janin
http://jualpilcytotecasli.com/
Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Penggugur Kandungan Tuntas
Jual Obat Aborsi Ampuh
Obat Aborsi
Jual Obat Aborsi Tuntas
http://jualobat-aborsi.com/
______________________________________________________________
Klinik Aborsi Tuntas
Obat Aborsi
Jual Obat Penggugur Kandungan